Kecaman Al-Quran terhadap penyair tertentu tak membuat Muslim kehilangan puisi. Meski menampik disebut sebagai puisi, Al-Quran sendiri tak kurang-kurangnya berkualitas puitis yang tiada bertara. Ekspresi dan kandungan Al-Quran justru menjadi sumber inspirasi Muslim dalam proses kreatif para penyair Muslim. Tapi, puisi memang bukan seperangkat doktrin atau ajaran atau tafsir. Dengan wataknya yang metaforis itu, puisi dalam banyak hal mampu menampung pelbagai kemungkinan makna yang amat kaya, termasuk yang paradoks dan yang ambigu, serta lebih fasih dan subtil. Jika tafsir mengajak orang untuk berpikir tentang kebenaran, puisi mengajak orang merasakan kebenaran. Jika tafsir bicara dengan bahasa akal dan logika, puisi bicara dalam bahasa hati dan intuisi. Jika tafsir bicara tentang transendensi yang melangit, puisi bicara tentang imanensi yang membumi. Dengan mengulas khazanah puisi mistis Islam, buku ini meliputi puisi-puisi religius Arab, perkembangan puisi mistis Persia, hayat dan karya Rumi, puisi rakyat, dan puisi penghormatan kepada Nabi.