Image of Misteri Syekh Siti Jenar: Peran Wali Songo dalam Mengislamkan Tanah Jawa

Text

Misteri Syekh Siti Jenar: Peran Wali Songo dalam Mengislamkan Tanah Jawa



Islam telah masuk ke Jawa pada abad ke-8. Raja SCHIMA dari Kalingga yang berkuasa pada abad ke-9 dan makam FATIMAH Binti MAIUN Bin HIBATULLAH di desa Leran, Gresik, yang meninggal pada tahun 1028 adalah bukti bahwa Islam telah lama mulai dianut oleh penduduk Jawa. Namun selama lebih dari 7 abad, perkembangan Islam di Jawa belum mampu menembus dominasi tiga agama yang dianut oleh penguasa dan mayoritas penduduk Jawa, yaitu Hindu, Budha dan Animisme. Akan tetapi perang Paregreg tahun 1401-1406 yang merupakan puncak pertikaian penguasa Jawa sejak abad ke-11 dalam perebutan kekuasaan telah membalik keadaan. Memanfaatkan situasi yang kacau balau akibat Perang Paregreg tersebut, tim dakwah yang dikirim oleh Sultan Turki MUHAMMAD I berhasil membuat sejarah baru proses islamisasi di Jawa. Tim dakwah pimpinan Maulana MALIK IBRAHIM itu tiba di Jawa pada tahun 1404. Meniru cara dakwah Rasulullah SAW dalam menyebarkan Islam, Maulana MALIK IBRAHIM dan kawan-kawan berhasil memikat hati para penguasa dan masyarakat untuk melihat agama Islam, karena mereka bosan dengan pertikaian agama yang sudah berlangsung selama lebih dari 6 abad, mendambakan ketentraman keamanan dan bosan dengan keterpurukan ekonomi sebagai akibat pertikaian politik para penguasa sejak Perang Paregreg. Akan tetapi proses islamisasi di Jawa mulai membelok ketika Islam sudah mulai dominan di Jawa Tengah dan Jawa Timur, dengan masuknya tokoh Islam pribumi yang diawali dan dipimpin oleh Sunan KALIJOGO. Bentuk Islam sinkretis hasil dakwah Sunan KALIJOGO berbeda dengan Islam murni yang dianut oleh masyarakat pesisir, hasil dakwah para wali Timur Tengah. Di dalam proses islamisasi di daerah pedalaman yang sinkretis itu, muncul pula tokoh kontroversial yang ketenarannya hampir menyamai Sunan KALIJOGO, yaitu Syekh SITI JENAR. Ketidak-jelasan asal-usul tokoh ini, yang semula dampaknya tidak begitu berarti bagi perkembangan Islam setelah ditindak tegas oleh penguasa Demak Bintoro, seringkali dimanfaatkan oleh kaum zindig untuk melemahkan perjuangan Islam. Oleh karena itu umat Islam Indonesia perlu menghadapi propaganda tentang ajaran Syekh SITI JENAR yang dibesar-besarkan itu dengan kritis, arief, dan istiqomah. Munculnya gerakan kembali Syekh SITI JENAR tidak terlepas dari gerakan menentang Islam yang lain, yaitu atheisme, pendangkalan akidah, dan lain-lain.


Availability

12247297.09 Sim mPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
297.09 Sim m
Publisher Pustaka Pelajar : Yogyakarta.,
Collation
xxx + 550hlm; 16x24cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
979-3477-69-5
Classification
297.09
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this