Record Detail
Advanced SearchText
Superioritas Kristus Atas Segala Ciptaan (Suatu Eksegese dan Refleksi Teologis atas Kol. 1:15-20)
Inilah peristiwa Paskah, peristiwa Yesus menjadi manusia, sengsara, wafat dan akhirnya bangkit. Ia datang ke dunia untuk menghapus dosa manusia. Semuanya dilakukan oleh-Nya supaya Ia dapat memperdamaikan Allah dengan manusia. Allah telah mengirim Yesus untuk menjadi sarana pendamaian antara Diri-Nya sendiri dengan seluruh ciptaan-Nya. Hanya saja banyak orang, khususnya orang Kristiani yang masih ragu akan kekuasaan Kristus sehingga seringkali mereka kurang mampu mendalami imannya. Bahkan ketika berhadapan dengan persoalan yang menggoyahkan iman, mereka tak mampu mempertanggungjawabkan iman mereka. Maka dari itulah Paulus telah menjelaskan siapa itu Yesus dalam madah Kolose sehingga orang Kristiani mampu mempertanggungjawabkan iman merek dan mengimani secara benar Yesus Kristus. Memang Surat Kepada Jemaat di Kolose masih dalam perdebatan, apakah Paulus sendiri yang menulisnya. Akan tetapi penulis meyakini, berdasarkan beberapa ahli bahwa Surat Kolose adalah karangan dari Paulus sendiri tetapi dalam penulisannya, ia dibantu oleh sekretarisnya, yaitu Timotius. Ia menulis surat ini di dalam penjara kota Efesus sekitar tahun 54-57 M. Secara umum Surat Kolose disusun sebagai berikut; Pembukaan (1:1-2), Ucapan syukur (1:3-8), Bagian pertama surat, petunjuk dari Paulus (1:9-2:23), Bagian kedua surat, paranesis dan nasihat (3:1-4:6), Salam dan penutup surat (4:7-18). Madah Kristus terletak dalam bagian pokok surat, yaitu bagian tubuh surat yang sangat penting. Bagian ini berfungsi sebagai petunjuk untuk membantu jemaat di Kolose mengenal Yesus Kristus yang mereka imani. Eksegese Kol. 1:15-20 dibagi menjadi dua bagian, yaitu; pertama, bagian yang menjelaskan Kristus yang unggul di atas segala sesuatu. Pra-eksistensi Kristus yang merupakan pokok teologi dari madah ini menampilkan keilahian Kristus. Kodrat ilahi Kristus sudah ada sebelum Ia menjadi manusia. Ia bersama-sama dengan Allah menciptakan alam dan seisinya. Maka dari itulah sebelum Yesus menjadi manusia, Ia sudah unggul dari segala sesuatu (15-18). Kedua, hubungan antara Allah dan ciptaan telah hancur karena dosa manusia. Oleh karena itu melalui darah-Nya di kayu salib, Kristus menjadi sarana pendamaian antara Allah dan ciptaan (19-20). Sebagai orang Kristen tentunya kita meyakini dan mengimani bahwa Kristus lebih unggul dari segala sesuatu. Namun, kita juga harus mampu mengajak orang-orang di sekitar kita mengenal Kristus secara benar sehingga kita bisa bersama-sama dengan Petrus berkata, Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! (Mat. 16:16). Inilah misi kita bersama sehingga di saat ajal datang, kita juga bisa berkata seperti penjahat yang disalibkan bersama dengan Yesus 'Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja' (Luk. 23:42).
Availability
10.000003 | 227.707 Aba s | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
227.707 Aba s
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2014 |
Collation |
v + 82hlm: 21,5x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
227.707
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available