Record Detail
Advanced SearchText
Narasoma: Ksatria Pembela Kurawa
Raden narasoma,putra mahkota kerajaan Mandaraka, selalu memberontak terhadap kungkungan kehidupan istana. Di usia mudanya, dia memilih untuk mengembara ebagai perlawanan atas didikan ayahandanya, Prabu Mandarpati. Setelah menikah tanpa minta restu dari orang tuanya, dia terusir untuk kedua kalinya dari istana Mandaraka. Narasoma lalu hidup di desa, dan kembali ke istana untuk mewarisi tahta dengan gelar Prabu Salya setelah ayahnya mati bunuh diri dalam kesedihan dan penyesalan. Prabu Salya menjadi kestria sakti tanpa tanding karena memiliki ajian Candabirawa walau dia memilih diam ketika orang lain membutuhkan kesaktiannya. Selama hidupnya, Narasoma hanya dua kali menunjukkan ajian tersebut yaitu ketika pertama kali dia melihat sendiri ajian itu muncul dan saat ajian Candabirawa muncul untuk kedua kali sebagai tanda akan kematiannya. Dalam perang Baratayudha, Narasoma harus membela Kurawa. Ditengah perang hebat yang menewaskan puluhan ribu orang, di memendam kegundahan di dalam hatinya: kenapa harus membela Kurawa? Bagi Prabu Salya atau Narasoma, perang batin inilah yang sebenarnya melebihi kedahsyatan Baratayudha. Prabu Salya, seorang raja besar Mandaraka, harus selalu mengalami pertentangan batin dalam hidupnya.
Availability
15031 | 891.4 Amr n | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
891.4 Amr n
|
Publisher | Pinus : Yogyakarta., 2007 |
Collation |
358hlm; 14 x 21cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-99012-5-1
|
Classification |
891.4
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available