Record Detail
Advanced SearchText
Naratif Eksperiensial
Istilah naratif eksperiensial muncul dalam rangka kurikulum agama Katolik 1994. Setelah dalam kurikulum yang disusun sepuluh tahun sebelumnya unsur pengalaman (unsur eksperiensial) sudah cukup ditekankan, sekarang ceritera atau segi naratif dirasa membutuhkan perhatian khusus. Jadi dengan pola naratif eksperiensial itu dimaksudkan cara mewartakan agama dengan bertitik tolak pada ceritera dan pengalaman dan bukan pada ajaran dan rumusan saja. Cara ini tidak baru bahkan sudah dikenal pada zaman sebelum ada tulisan, yaitu dalam tradisi lisan. Juga Yesus sendiri mempergunakan cara itu dalam karya-Nya di Palestina. Namun sayang-nya selama beberapa abad yang lalu cara naratif itu makin lama makin dilupakan, antara lain karena pengaruh filsafat rasionalisme yang secara berat sebelah mengutamakan akal budi dan logika, sehingga penghargaan terhadap ceritera berkurang.
Availability
15939 | 261.52 Kom n | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
261.52 Kom n
|
Publisher | Dep. Dokpen KWI : Jakarta., 1994 |
Collation |
vi + 41hlm: 21x15,5cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
261.52
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available