Record Detail
Advanced SearchText
Alienasi Manusia dalam Media Sosial: Dalam Perspektif Teori Kritis Herbert Marcuse
Setiap hari, kita tidak bisa lepas dari penggunaan media sosial, dari bangun pagi sampai tidur malam. Ketika bangun pagi kita lebih suka berkutat dengan handphone daripada membereskan tempat tidur dan membersihkan badan. Fenomena ini menampilkan perubahan yang terjadi dalam dunia komunikasi dan berpengaruh baik pada level individu maupun kolektif. Masing-masing individu tersebut berubah tak lepas dari pengaruh yang terjadi dalam masyarakat pun tidak akan lepas dari pengaruh penggunaan alat komunikasi sosial. Perubahan komunikasi ini menandakan pergeseran pola komunikasi manusia dewasa ini. Media sosial lahir dari kebutuhan manusia akan komunikasi dan informasi yang cepat, mudah, efektif dan efisien. Masyarakat kontemporer disuguhkan dengan perangkat dunia maya (internet) agar bisa menjalin komunikasi secara efektif dan efisien. Salah satu bentuk dan sarana yang dihasilkan ialah media sosial (Facebook, Twitter, Watsapp, Instagram). Kenyataan yang dikatakan di atas menggambarkan beberapa hal mengenai media sosial. Pertama, media sosial merupakan sarana komunikasi yang sangat familiar dikonsumsi oleh masyarakat saat ini. Kedua, media sosial membentuk suatu masyarakat baru yaitu masyarakat jejaring (network society) Masyarakat ini bercirikan tanpa batas demografis, sosial, budaya n sebagainya. Ketiga, media sosial merupakan produk kapitalitas yang dipakai sebagai salah satu instrumen kenyataan ini, perspektif kritis Herbert Marcuse sangat dibutuhkanrnHerbert Marcuse merupakan pemikir yang kritis dan jeli meneropong keganasan dan kengerian kapitalisme. Bagi Marcuse teknologi yang dihasilkan manusia saat ini bukan lagi menjadi sarana yang membebaskan, melainkan instrumen yang menindas, mengalienasi, mendominasi dan mengekploitasi manusia dan alam. Pemikiran kritis Marcuse membantu kita untuk mengkaji lebih dalam wajah ganda dari teknologi yang pada akhirnya mengalienasi manusia dari dirinya sendiri dan membentuk manusia berdimensi satu. Perspektif kritis ini pada akhirnya mengeluarkan manusia dari penindasan dan keterasingan.
Availability
14.002 | 194 Riv a | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
194 Riv a
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2018 |
Collation |
xii; 120hlm: 28x21,5cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
194
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available