NGESUHI DESO SAK KUKUBAN, yang artinya merekatkan sekaligus mendinamisir keseluruhan lapis-lapis potensi manusia, lingkungan dan sejarah dalam suatu wilayah sosial, merupakan sebuah kata bijak di dalam prinsip kepemimpinan masyarakat tradisional Jawa. Di dalam praktek kekuasaan yang historis, mungkin ia lebih sering mengalami mistifikasi daripada realisasi. Namun, kita sekarang juga bisa menggunakan dalam kerangka masyarakat sipil sebagai salah satu sumbangan lokal untuk model kritik terhadap problem pluralisme di sekitar kita.