Nietzsche sering dikaitkan dengan postmodernisme. Habermas, misalnya menyebut Nietzsche sebagai titik balik kesadaran akan rasionalitasnya. Heidegger melihat bahwa Nietzsche mengajukan semua cara bertanya pada metafisikus. Kepercayaan akan progress sudah dilecehkan Nietzsche sejak akhir abad yang lalu. Nietzsche sadar betul bahwa akan terlalu banyak orang yang akan menertawakan ide-idenya. Tetapi dia tidak pernah berputus asa, terus dan terus berfikir dan menulis, karena dia memang tidak menulis untuk zamannya, melainkan untuk abad berikutnya. Demikianlah Nietzsche sering menyebut dirinya sebagai seorang nabi. Ya, dia memang bernubuat. Nubuatnya berisikan tentang saat yang sudah tiba atau segera tiba. Waktunya sudah dekat, bahkan sudah datang. Nubuatnya bukan nubuat nabi-nabi Yahudi tentang kedatangan Tuhan. Tetapi justru tentang kematian Tuhan.