Pembentukan karakter kebangsaan generasi muda Indonesia menjadi salah satu bagian penting dalam menyongsong Indonesia Emas tahun 2045. Hal ini makin urgen melihat berbagai tantangan yang muncul seiring dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat dan masif. Di tengah perubahan yang supraorganis demikian, meminjam istilah A.L. Kroeber dan gempuran berbagai nilai, salah satu tantangan bangsa adalah bagaimana menanamkan rasa kecintaan generasi muda terhadap nilai-nilai kebangsaan sehingga menjadi pegangan dalam hidup bersama mereka. Tidak bisa dimungkiri bahwa di tengah arus globalisasi, degradasi semangat kebangsaan terjadi di kalangan mereka. Bukan saja karena kuatnya imbas globalisasi, tetapi juga karena minimnya pemahaman mereka terhadap nilai-nilai kebangsaan itu. Untuk itulah upaya membentuk karakter kebangsaan itu diperlukan. Buku Pancasila: Pembentukan Karakter Kebangsaan Generasi Muda Indonesia Emas ini memiliki tujuan untuk itu. Buku ini menyajikan ulasan tentang nilai-nilai kebangsaan. Selain esensi dan nilai-nilai sila-sila Pancasila serta pengimplementasiannya, buku ini juga menyajikan secara mendalam dan sistematis aspek dan makna historisitas, kedudukan Pancasila sebagai ideologi, filsafat, dan sebagai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila dijadikan sebagai pemberi arah dan orientasi dalam pembangunan berbagai aspek kehidupan bangsa, termasuk pengembangan pengetahuan dan teknologi. Buku ini melibatkan tiga dimensi, yakni kognisi, afeksi, dan psikomotorik dengan meminjam taksonomi Benyamin S. Bloom. Dimensi kognitif termuat dalam ide-ide substansial setiap sila yang menjadi titik pusat sajian, sementara dimensi afektif dan psikomotorik terungkap dalam ajakan buku ini untuk membangkitkan rasa kecintaan terhadap nilai setiap Pancasila dan menjadikannya sebagai pedoman hidup dalam relasi sosial.