Fokus studi ini adalah membangun demokrasi melawan gerakan populisme di Indonesia (tinjauan perspektif Katolik berdasar Ensiklik Fratelli Tutti Art. 154-197). Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan memahami bagaimana berbahayanya populisme bagi kehidupan demokrasi di Indonesia dalam terang Fratelli Tutti. Karena itu relevansi pemikiran Paus Fransiskus tentang populisme ditunjukkan. Studi ini berangkat dari munculnya populisme atau kaum populis di negara demokrasi, bahkan mencapai puncak kekuasaan. Kritik Paus Fransiskus terhadap populisme. Pemahaman yang salah atas konsep bangsa sebagai konsep yang tertutup, statis, tidak lagi terbuka pada perubahan merupakan akar permasalahan populisme. Padahal bangsa/rakyat adalah pribadi yang berproses, berubah. Selain itu, Paus Fransiskus juga mengkritik demagog (pemimpin rakyat) yang menggunakan politik populis. Mereka tidak memiliki karakter terbuka dan inklusif yang memberi ruang kepada orang lain dalam mencari kebaikan/kesejahteraan bersama (bonum commune). Pemimpin populis hanya mengejar kepentingan sesaat (instan) yaitu meraih kekuasaan umum tanpa berusaha mengembangkan potensi sumber daya bagi rakyat. Intinya, populisme tidak menghargai hak dan martabat pribadi/rakyat. Karena itu Paus Fransiskus mengajukan proposal moral kepada para pemimpin dunia untuk mengambil kebijakan politik yang lebih baik dan melayani bonum commune. Kebaruan dalam studi ini yaitu secara khusus mendalami bahaya populisme bagi pengembangan dan penguatan demokrasi di Indonesia dalam terang ensiklik Fratelli Tutti karena asumsi bahwa ada banyak gagasan baik tentang penyadaran terhadap bahaya populisme sekaligus juga motivasi menguatkan demokrasi.