Pendidikan calon imam adalah proses yang panjang. Setiap jenjang pendidikannya memiliki penekannya masing-masing. Masa pendidikan seorang calon imam disebut dengan masa formatio. Berkaitan dengan pendidikan calon imam, Gereja Katolik melalui Konsili Vatikan II mengeluarkan Dekrit Optatam Totius sebagai usaha memperhatikan dan mendorong pendidikan calon imam agar bisa diperhatikan dengan lebih serius. Optatam Totius menekankan banyak hal berkaitan dengan pendidikan calon imam, salah satunya ialah empat aspek pendidikan calon imam yakni aspek kerohanian, aspek intelektual, aspek kepribadian, dan aspek pastoral. Peneliti melakukan penelitian di Postulat Stella Maris-Malang karena postulat ini mendidik calon-calon imam yang 'majemuk'. 'Majemuk' di sini memiliki arti bahwa para postulat memiliki latar belakang budaya, keluarga, usia, dan secara istimewa afiliasi terhadap tarekat tertentu atau keuskupan tertentu yang berbeda satu sama lain. Kekhasan inilah yang menarik peneliti untuk melihat bentuk pengaplikasian Dekrit Optatam Totius dalam jenjang formatio di Postulat Stella Maris. Dekrit ini masih dipandang sebagai tolak ukur yang kredibel bagi pendidikan calon imam di berbagai tempat di belahan dunia. Melihat kenyataan ini perlu adanya usaha menemukan bentuk ideal dari pendidikan calon imam yang dimaksudkan dalam Dekrit Optatam Totius ini. Di samping itu, bentuk-bentuk yang ada harus diterjemahkan dalam konteks zaman sekarang, lebih spesifik lagi bagi pendidikan calon imam di Postulat Stella Maris-Malang yang adalah postulat gabungan. Sehingga dari temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan suatu bentuk khas yang cocok dan ideal bagi proses pendidikan calon imam khususnya di postulat gabungan.