Fokus tesis ini ialah pentingnya teologi pastoral bagi orang muda Katolik yang menekankan perlunya pelayanan dan pembinaan rohani. Dalam konteks gereja, generasi muda adalah masa kini Gereja, bukan hanya di masa depan. Mereka menghadapi tantangan kompleks, seperti dampak kemajuan teknologi dan krisis identitas, yang bisa membuat mereka menjauh dari Gereja. Respons dari Gereja, terutama melalui dokumen Apostolik Christus Vivit, di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus, menekankan pentingnya pembinaan rohani dan komitmen pada panggilan dalam kehidupan orang muda. Dokumen tersebut mengusulkan pendampingan yang fleksibel dan beragam kegiatan untuk memperkuat iman dan keterlibatan gerejawi mereka. Peneliti menggunakan metodologi penelitian campuran (Mix Method) dengan pendekatan sequential explanatory yang menggunakan kuesioner dan wawanvcara sebagai sumber data. Pendekatan sequential explanatory adalah model pendekatan gabungan antara penelitian kuantitatif dan kualitatif secara berurutan, tahapan pertama dalam penelitian menggunakan metode kuantitatif dalam bentuk kuesioner dan tahap kedua menggunakan metode kualitatif yang dilakukan dengan wawancara peneliti dengan narasumber. Tesis ini, berjudul 'Pastoral Pendampingan Orang Muda Katolik Berdasarkan Bakat dan Minat' ingin menggali pengaruh pendampingan yang pastoral orang muda di Paroki St. Perawan Maria dari Gunung Karmel dan Paroki ST. Albertus de Trapani, Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas Gereja dan penggunaan media digital dapat meningkatkan kesadaran identitas rohani dan keterlibatan gerejawi orang muda. Dalam konteks pastoral, hal ini memberikan dampak positif terhadap perkembangan iman dan partisipasi mereka dalam kehidupan Gereja. Kesimpulannya, pendampingan yang berfokus pada kebutuhan dan minat orang muda, serta memberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan rohani, dapat membantu memperkuat ikatan mereka dengan iman Katolik dan gereja.