Studi ini membahas teologi persekutuan Allah Tritunggal menurut Leonardo Boff sebagai landasan atau model ideal moderasi beragama di Indonesia. Bagi Boff, Allah persekutuan merupakan inspirasi bagi persekutuan sempurna yang didasarkan pada semangat kasih. Ideologi monoteisme atau teologi tentang ketunggalan Allah yang dimaknai secara kaku dapat menjadi dasar pembenaran ideologis akan hierarki yang berpusat hanya pada satu orang tanpa memedulikan orang lain, sebagaimana terjadi dalam konteks ketertindasan di Amerika Latin. Menjawab persoalan ini, Boff mengusung gagasan teologis Allah sebagai persekutuan Bapa, Putera, dan Roh Kudus, di mana relasi persekutuan antara ketiga Pribadi ini seluruhnya berada satu di dalam yang lain, untuk yang lain, satu dengan yang lain, sehingga menghapus figur seorang penguasa tunggal alam semesta serta menghancurkan dasar bagi terbentuknya kekuasaan otoriter. Persekutuan perikoresis. relasi persekutuan ini diungkapkan dalam terminologi Yunani, 'perikoresis'. Urgensi studi ini terletak pada memudarnya semangat persekutuan di tengah konteks pluralitas agama di Indonesia, yang ditandai dengan maraknya oknum-oknum yang menggunakan bendera agama sebagai instrumen untuk menghasut banyak orang demi suatu kepentingan. Hasil studi ini adalah paradigma baru, yakni moderasi beragama dalam paradigma persekutuan perikoresis Allah Tritunggal sebagai jawaban atas isu-isu beragama di Indonesia. Moderasi beragama yang berlandaskan semangat persekutuan memiliki nilai-nilai ideal, antara lain persekutuan kasih, persekutuan gotong royong, dan persekutuan dialog antaragama. Kontribusi studi ini adalah gagasan moderasi beragama dari perspektif teologi Gereja dan manfaatnya untuk Gereja dan umat beragama dalam konteks pluralitas di Indonesia.