Fokus tesis ini ialah menggali vitalitas perayaan ekaristi bagi pertumbuhan iman dan peziarahan hidup sehari-hari umat beriman di tengah dunia. Pengumpulan datanya dialkukan dengan menggunakan analisis Kitab Suci, yakni Lukas 24:13-35 dalam terang Surat Apostolik Desiderio Desideravi yang dipromulgasikan oleh Paus Fransiskus pada 29 Juni 2022. Analisis Kitab Suci ini mengikuti teori yang dikembangkan oleh Berthold Anton Pareira dalam buku 'Metodologi Riset Studi Filsafat Teologi'. Hidup bagi umat beriman adalah sebuah perjalanan menuju kepada Allah. Dunia menjadi sebuah tempat peziarahan. Ekaristi memainkan peran yang vital di tengah pengalaman umat tersebut. Ekaristi adalah sebuah momentum perjumpaan antara Yesus Kristus dengan umat beriman. Yesus yang telah bangkit hadir secara nyata dan menawarkan perjumpaan dengan umat di dalam ekaristi. Perjamuan paskah itulah yang dihadirkan kembali dalam ekaristi. Perjumpaan dengan Yesus yang bangkit dalam ekaristi ini mentransformasi iman dan hidup orang beriman yang mengambil bagian di dalamnya. Perjumpaan berdaya transformatif ini digambarkan secara jelas di dalam Luk 24:13-35. Ekaristi menjadi liturgi utama karena menjamin terjadi perjumpaan dengan Yesus yang membawa transformasi bagi umat beriman. Perjumpaan yang transformatif itu sendiri mengandaikan adanya kerinduan yang mendalam umat untuk berjumpa dengan Kristus. Kerinduan itu menjadi sebuah tanggapan umat atas kerinduan Allah yang tidak terpuaskan. Allah selalu mengundang umatNya untuk berpartisipasi aktif dalam perjamuan-Nya. Mereka diingatkan bahwa Allah selalu peduli dan menyertai perjalanan hidup mereka. Allah tidak pernah absen dari perjalanan hidup mereka setiap hari.