Penelitian ini membahas etika tanggung jawab Emmanuel Levinas yang kemudian dibaca kembali dalam konteks dunia digital.Tesis utama penelitian ini adalah etika dibutuhkan dan diperlukan tidak hanya dalam perjumpaan langsung, melainkan dibutuhkan dan perlu dalam relasi termediasi mengingat tindakan dan putusan dalam media digital memiliki konsekuensi konkret dalam dunia korporeal yang dapat berakibat pada totalitas. Argumen-argumen pokok yang dihadirkan dalam penelitian ini adalah bahwa ruang digital membuka ruang totalitas karena relasi tidak terjadi dalam perjumpaan langsung (primordial), melainkan semua bergantung pada aku yang menggenggam gawai, selain itu, dinding polarisasi yang dipertebal oleh hegemoni algoritma media digital merupakan faktor lain yang memungkinkan totalitas (1) Totalitas tersebut merupakan ancaman bagi relasi antar manusia, sebab tindakan di dunia digital merupakan tindakan yang sifatnya konkret dalam dunia korporel. (2) Dengan demikian, penelitian ini menunjukkan bahwa etika dibutuhkan dan perlu dalam perjumpaan termediasi, sebagai antitesis dari etika Levinas yang didasarkan pada perjumpaan langsung. (3) Relevansi dari pembacaan tradisi berpikir Emmanuel Levinas dalam konteks dunia digital ialah dalam relasi termediasi, relasi yang perlu dibangun ialah relasi asimetris yang menempatkan orang lain sebagai tuan atas saya dan bukan relasi yang bersifat resiprositas. (4) Dengan demikian tindakan dan putusan digital tetap menempatkan dan menundukkan manusia sebagai manusia dengan segala keunikannya.