Panggilan dasarih seorang imam adalah untuk menjadi pelayan Kristus dan semua Umat Allah. Imam dipilih menjadi pemimpin bagi Umat Allah setelah ia menerima sakramen tahbisan lewat penumpangan tangan seorang uskup. Para bapa Konsili Vatikan II melalui Dekrit Presbyterorum Ordinis 6 menegaskan bahwa seorang imam dipanggil untuk menjadi gembala dan pemimpin yang melayani Umat Allah. Imam harus memiliki relasi yang mendalam dengan Tuhan dengan menghayati hidup sesuai dengan nasihat Injil yaitu ketaatan, kemiskinan dan selibat. Seorang imam juga harus memiliki integritas diri yang baik di tengah Umat Allah dan masyarakat. Tesis ini membahas tentang konsep Servant Leadership menurut Robert K. Greenleaf dan implikasinya begi hidup dan karya seorang imam dalam terang Presbyterorum Ordinis 6. Tujuan dari penelitian adalah untuk memahami makna dan esensi dari Servant Leadership serta sumbangan konsep ini bagi kehidupan seorang imam dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Penelitian menggunakan Metode kualitatif yaitu studi kepustakaan dengan mendalami literatur, buku sumber untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang konsep servant leadership menurut Robert K. Greenleaf dan penerapannya dalam konteks kehidupan dan karya seorang imam. Peneliti melalui analisis Dekrit Presbyterorum Ordinis 6 mengidentifikasi bahwa Servant Leadership dapat diterapkan dalam kehidupan seorang Imam secara khusus dalam hubungannya dengan Umat Allah. Tesis ini menyajikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana Servant Leadership dapat menjadi landasan bagi Imam Sebagai Pemimpin Umat Allah dalam konteks Dekrit Presbyterorum Ordinis 6.