Salah satu tokoh berpengaruh dalam misi Gereja Katolik Malang adalah Clemens van der Pas. Ia bersama dengan dua Karmelit lainnya Paschalis Breukel dan Linus Henckens melanjutkan misi Gereja Katolik Malang pada tahun 1923, yang telah dimulai oleh Jesuit sejak tahun 1895. Peralihan penanggungjawab misi tersebut membuat banyak perubahan melalui cara pelaksanaan misi yang sangat efektif dan efisien. Salah satu penekanan misi adalah dimensi sivilisasi bukan hanya penduduk Belanda yang pada waktu kolonialisme menjadi prioritas, tetapi juga penduduk setempat. Cara ini ditemukan sebagai suatu bentuk misi yang sangat bermanfaat untuk masyarakat, yang membedakannya dari strategi kolinialis. Tujuan tersebut direalisasikan oleh para misionaris secara berkobar-kobar dengan mendirikan banyak sekolah dengan level berbeda untuk penduduk lokal. Bentuk misi lain adalah aktivitas gerejani dan karitas. Buku ini akan membahas usaha misi tersebut yang berkolaborasi dengan umat, Ursulin, Zusters van Onze Lieve Vrouw Amersfoort (SPM), Onze Lieve Vrouw van het Heilig Hart (BHK), Barmhartigheid (Misericordia) dan Pauperis Infantis Jesu (PIJ) dan pihak terkait lainnya.