Tulisan ini mengulas konsep alienasi dalam karya Hegel, 'The Phenomenology of Spirit,' dan relevansinya dengan kehidupan sosial dalam masyarakat digital modern. Hegel mengartikan alienasi sebagai kondisi di mana individu merasa terasing dari esensi diri dan lingkungannya, yang seringkali disebabkan oleh perkembangan kesadaran diri yang terfragmentasi. Dalam konteks masyarakat digital, alienasi ini tercermin dalam fenomena seperti ketergantungan pada teknologi, isolasi sosial, dan pembentukan identitas virtual yang tidak autentik. Tulisan ini menggunakan metode kualitatif dengan menggabungkan analisis teks Hegel dengan studi kasus perilaku sosial di media digital. Analisis menunjukkan bahwa digitalisasi memperkuat aspek-aspek alienasi yang diidentifikasi oleh Hegel, termasuk keterasingan individu dari komunitas sosial nyata dan dominasi kesadaran diri oleh representasi virtual. Selain itu, penelitian ini menganalisis dialektika Hegelian tentang alienasi, yang menekankan perubahan dinamis antara thesis (identitas individu dalam masyarakat) dan antithesis (terasingnya individu dalam masyarakat digital), dengan potensi untuk mencapai synthesis (integrasi kembali identitas dalam konteks baru). Dialektika ini memberikan wawasan tentang bagaimana alienasi dalam masyarakat digital tidak hanya merupakan fenomena negatif, tetapi juga dapat menjadi titik awal untuk pertumbuhan dan transformasi kesadaran individu. Pemahaman terhadap konsep alienasi Hegelian memberikan kerangka teoritis yang kritis untuk mengevaluasi dampak sosial dari digitalisasi. Ini juga mendorong refleksi tentang bagaimana individu dan masyarakat dapat menghadapi alienasi ini secara konstruktif, dengan memanfaatkan potensi teknologi digital untuk meningkatkan kesadaran diri dan memperkuat hubungan sosial yang bermakna.