Skripsi ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna pengakuan Petrus dalam Injil Matius 16:13-20 dan relevansinya terhadap pemahaman iman yang benar bagi calon imam. Dengan menggunakan metode analisis eksegetis, skripsi ini memulai dengan analisis konteks dan struktur teks, diikuti dengan tafsiran yang mendalam dan refleksi teologis. Latar belakang penelitian ini berangkat dari tantangan sekularisasi yang dihadapi umat katolik dalam mempertahankan dan memperdalam iman mereka. Pertanyaan Yesus kepada para murid tentang identitas-Nya dan pengakuan Petrus yang menyatakan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup, menjadi fokus utama penulisan skripsi ini. Pengakuan Petrus ini menggambarkan pemahaman iman yang mendalam, yang menjadi teladan bagi calon imam dalam memimpin umat beriman. Penulisan skripsi ini memberikan pemahaman mendalam tentang iman, seperti yang dimiliki Petrus, sangat penting bagi calon imam. Pemahaman ini tidak hanya diperoleh melalui pengalaman bersama Yesus, melainkan juga melalui peran Allah yang menyatakan kebenaran kepada mereka. Dalam tulisan ini didapatkan kesimpulan bahwa pengakuan Petrus memberikan landasan teologis yang kuat bagi pembinaan calon imam, membantu mereka untuk membimbing umat dalam menghadapi tantangan dunia sekuler.