Skripsi yang dibuat oleh penulis merupakan sebuah refleksi teologis dari Matius 26:30-35. Judul dari teks Matius 26:30-35 adalah 'Petrus akan Menyangkal Yesus'. Sikap Petrus yang gegabah terhadap nubuat Yesus tentang dirinya menjadi sorotan dalam tulisan ini. Untuk mendalami gagasan dari teks tersebut, penulis menggunakan metode eksegese yang terdiri dari beberapa analisis seperti analisis konteks, analisis cerita, analisis teologis yang akan memunculkan pesan teologi dan relevansi dari teks tersebut. Untuk memperoleh semua itu penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif lewat studi pustaka. Lewat analisis dan eksegese yang dilakukan atas teks Matius 26:30-35, penulis menemukan beberapa pesan teologis antara lain menjadi murid Yesus, kesetiaan sebagai murid Yesus, peringatan dan kesiapsediaan sebagai murid Yesus, ketidaksempurnaan manusia dan ketergantungannya pada rahmat Allah, dan kasih pengampunan Kristus. Pesan-pesan teologis yang dipaparkan di atas merupakan jawaban dari rumusan masalah dari penulisan skripsi ini. Pesan-pesan teologis tersebut dirasa memiliki relevansi bagi kehidupan umat beriman terutama mereka yang menanggapi panggilan Tuhan secara khusus sebagai seorang imam, biarawan atau biarawati. Dengan kerendahan hati sebagai seorang murid dan selalu bergantung pada rahmat Tuhan membantu tiap pribadi untuk memilih atau menanggapi pilihan hidup yang dihadapinya.