Fokus pada skripsi ini adalah menggali dan menemukan makna serta mereflesikan secara teologis teks dari 2 Samuel 21:15-22. Dalam mencari pokok teologinya, penulis menggunakan metode analisis eksegetis, di mana penulis mendalami teks dengan berbagai analisis yang berkaitan dengan pemahaman teks. Penulis juga menghimpun data melalui media cetak maupun online antara lain Kitab Suci Deuterokanonika, buku-buku, dokumen Gereja, artikel jurnal dan sumber internet. Dengan memadukan sumber-sumber yang ada, penulis menemukan beberapa hal, pertama teks ini terdiri dari dua bagian, yakni I: Perang antara orang Filistin dan orang Israel sampai Daud menjadi letih-lesu dan mendapatkan pertolongan dari Abisai anak Zeruya, II: Pasukan Daud memukul kalah orang Filistin. Kedua, penulis melakukan tafsir atas teks dan menemukan pokok teologi teks, barang siapa yang mengandalkan Tuhan dalam hidupnya ia akan memperoleh keselamatan dalam situasi apa pun. Sikap selalu melibatkan Tuhan dalam hidup tercermin dari kepemimpinan Daud atas bangsa Israel. Ketiga, berdasarkan pokok teologi tersebut penulis menguraikan refleksi teologis atas teks sebagai berikut, I: Kasih setia Allah, II: Makna kepemimpinan Daud, III: Allah tidak menghendaki penderitaan, IV: Allah sebagai penyelamat manusia. Keempat, penulis menemukan bahwa teks ini sangat relevan bagi orang Kristen di tengah situasi pasca pandemic Covid-19. Teks ini dapat menjadi pedoman untuk tetap teguh bertahan pada iman yakni selalu mengandalkan Tuhan dalam segala hal, meskipun semangat individualis sangat menggoda manusia.