Penelitian ini berjudul 'Konsep Nietzsche tentang Ubermensch dan Relevansinya terhadap Perkembangan Teknologi Digital'. Friedrich Nietzsche, seorang filsuf Jerman abad ke-19, memperkenalkan konsep Ubermensch dalam
karyanya 'Thus Spoke Zarathustra'. Ubermensch, yang diterjemahkan sebagai 'manusia unggul' atau 'superman', merupakan sosok yang melampaui keterbatasan manusia biasa dan menciptakan nilai-nilai baru untuk hidupnya sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji konsep Ubermensch dalam konteks pemikiran Nietzsche dan
menganalisis relevansinya terhadap perkembangan teknologi digital masa kini. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan, dengan mengumpulkan dan menganalisis berbagai literatur terkait pemikiran Nietzsche serta perkembangan teknologi digital. Penulis melakukan telaah kritis terhadap teks-teks
utama Nietzsche, termasuk 'Thus Spoke Zarathustra', 'The Will to Power', dan 'The Birth of Tragedy and The Genealogy of Morals', serta literatur sekunder yang membahas implikasi filosofis dari pemikirannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep Ubermensch dapat diinterpretasikan dalam konteks teknologi digital sebagai dorongan untuk inovasi, kreativitas, dan transformasi diri yang melampaui batas-batas tradisional. Teknologi digital, dengan kemampuannya yang terus berkembang, memungkinkan manusia untuk mengeksplorasi potensi-potensi baru dan menciptakan nilai-nilai baru dalam berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian, pemikiran Nietzsche tentang Ubermensch memberikan perspektif filosofis yang relevan dan inspiratif dalam memahami dan memanfaatkan perkembangan teknologi digital.