Penelitian ini menganalisis kepribadian para imam selibat menggunakan teori kepribadian PEN dari Hans Jurgen Eysenck. Penelitian ini bertujuan memahami bagaimana dimensi kepribadian Eysenck muncul dan berfungsi dalam kehidupan para imam yang menjalani hidup selibat, serta bagaimana dimensi-dimensi tersebut mempengaruhi komitmen religius mereka. Dengan pendekatan kualitatif dan metode analisis deskriptif library research, penelitian ini komparasi dari teori Eysenck dengan model hidup imam berdasarkan Kitab Suci, Tradisi, dan Magisterium Gereja Katolik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para imam selibat memiliki profil kepribadian unik dalam dimensi-dimensi Eysenck, umumnya menunjukkan tingkat ekstroversi moderat, neurotisisme rendah, dan psikosisme sangat rendah. Dimensi-dimensi ini terlihat dalam interaksi sosial para imam yang masih memerlukan pengelolaan emosi dan komitmen terhadap kehidupan religius. Kepribadian para imam selibat dipengaruhi oleh faktor genetik, lingkungan spiritual dan masyarakat, pendidikan religius, serta pengalaman hidup dalam formasi imamat. Dimensi kepribadian Eysenck membantu memahami bagaimana para imam mengelola stres, membangun hubungan sosial, dan mempertahankan komitmen terhadap kehidupan selibat. Penelitian ini menyimpulkan bahwa teori kepribadian Eysenck dapat diaplikasikan untuk memahami kepribadian aktual para imam selibat. Implikasi praktis dari penelitian ini meliputi pengembangan program dukungan psikologis spiritual dan pelatihan bagi calon imam dan imam selibat dalam formasi kemanusiaan, hidup spiritual rohani, pembinaan intelektualitas, hidup komunitas, dan hidup pastoral yang integral. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk mengeksplorasi dinamika kepribadian ini dalam konteks budaya dan religius yang lebih spesifik.