Record Detail
Advanced SearchText
Mariologi Sosial Indonesia: Studi Fenomenologis atas Signifikasi Marial dari Keterlibatan Sosial Devosan Marial di Indonesia
Terdapat tiga hal yang menjadi latar belakang studi ini. Pertama, Gereja Katolik Indonesia bercorak marial dan sosial. Kedua, meningkatnya perhatian para teolog Indonesia terhadap orientasi sosial kemasyarakatan dari berteologi Indonesia. Ketiga, semakin diindahkannya konteks sebagai locus theologicus di samping dan dalam korelasi dengan loci theologici fondasional. Status quaestionis studi ini terkait dengan ketiga latar belakang di atas. Pertama, bagaimana korelasi antara devosi marial dan keterlibatan sosial devosan marial di Indonesia? Kedua, bagaimana perjumpaan antara konteks dan Maria (data marial loci theologici fondasional) dalam figur Maria sosial yang dibentuk para devosan marial di Indonesia? Ketiga, figur Maria seperti apakah yang inspiratif bagi keterlibatan sosial devosan marial di Indonesia? Studi yang dimaksudkan untuk menjawab ketiga pertanyaan itu kami rumuskan dalam judul disertasi ini, yaitu: 'Mariologi Sosial Indonesia: studi fenomenologis atas signifikasi marial dari keterlibatan sosial devosan marial di Indonesia'. Menjawab ketiga status quaestionis di atas merupakan tugas mariologi, tepatnya mariologi sosial. Prinsip kerja mariologi sosial, menurut Clodovis M. Boff, adalah dialektika antara konteks dan data marial loci theologici fondasional. Prinsip ini mengandaikan dua aktivitas dasar, yaitu mendengarkan konteks dan mendengarkan data marial loci theologici fondasional. Mendengarkan konteks kami tempuh dengan cara menyimak pengalaman para subjek beriman, yaitu devosan marial di Indonesia yang menghayati iman marial mereka dalam keterlibatan sosial. Dalam mendengarkan pengalaman subjek beriman, kami menggunakan pendekatan fenomenologi, hermeneutik filosofis Gadamer dan metode analisis IPA (interpretative phenomenological analysis) yang diajukan Jonathan A. Smith, dkk. Seturut prinsip hermeneutik filosofis Gadamer, bermariologi sosial berarti aktivitas memahami data marial sosial loci theologici fondasional. Ada tiga aktivitas memahami dalam mengerjakan mariologi sosial ini. Pertama, para subjek beriman memahami data marial loci theologici fondasional. Hasilnya adalah iman marial yang mereka hayati dalam keterlibatan sosial. Kedua, kami teolog profesional memahami iman marial subjek beriman. Ketiga, kami teolog profesional yang menempatkan diri dalam situasi hermeneutis subjek beriman berusaha memahami data marial sosial loci theologici fondasional. Melalui rentetan kegiatan pemahaman di atas, kami menemukan jawaban atas ketiga status quaestionis studi ini, Pertama, korelasi antara devosi marial dan keterlibatan sosial para subjek terjadi ketika para subjek menyertakan liyan dalam relasi dengan Maria (devosi marial sosial) dan menyertakan Maria dalam relasi dengan liyan (keterlibatan sosial marial). Kedua, para subjek memahami data marial sosial loci theologici fondasional seturut konteks, bahkan konteks menjadi locus theologicus di samping dan dalam koelasi dengan loci theologici fondasional. Ketiga, figur Maria sosial yang inspiratif bagi keterlibatan sosial para subjek adalah 'Bunda Bermasyarakat'. Terdapat lima unsur yang membentuk figur ini: (1) Ibu Yesus sebagai tokoh masyarakat. (2) Ibu Yesus mentransendensi ikatan primordial dalam masyarakat. (3) Ibu Yesus membangun persekutuan (communio) mutual partisipatif dengan liyan dalam masyarakat. (4) Ibu Yesus ber-copassio dengan liyan dalam masyarakat. (5) Ibu Yesus memanifestasikan kebergiatan Allah dalam masyarakat.
Availability
1903008 | 232.91 Pas m | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
232.91 Pas m
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2023 |
Collation |
xxii; 490hal: 21x29,5cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
232.91
|
Content Type |
-
|
Other version/related
No other version available