Tulisan ini berfokus untuk menggali lebih dalam makna umpasa dan umpama serta peranannya pada pembentukan subjektivitas manusia Batak Toba dari perspektif filosofis-struktural Jacques Lacan. Tradisi Umpasa dan Umpama tidak boleh dipandang sebagai suatu formalitas belaka atas sebatas pelengkap dari suatu upacara adat Batak Toba. Dewasa ini, umpasa dan umpama kerapkali kurang mendapat perhatian dan pemaknaan sebagaimana mestinya, khususnya dikalangan generasi milenial yang berada di tanah perantauan. Kenyataan ini menjadi suatu keprihatinan mengingat kemendalaman makna dan kerinduan para leluhur lewat kehadiran umpasa dan umpama, di mana umpasa dan umpama ini merupakan ajaran dan pedoman bagi manusia Batak Toba untuk hidup secara bermartabat. Umpasa dan Umpama merupakan determinasi bahasa yang sangat menentukan pembentukan subjektivitas manusia Batak Toba. Perspektif filosofis Jacques Lacan yang bercorak struktural-lingustik mengafirmasi bahwa bahasa sangat menentukan subjektifitas. Afirmasi perspektif Tacques Lacan ini sangat relevan dengan pandangan bahwa umpasa dan umpama sebagai pembentuk subjektivitas manusia Batak Toba sehingga dapat digunakan untuk menggali lebih dalam makna dan peranan umpasa dan umpama. Penelitian ilmiah ini menggunakan metode penelitian kepustakaan. Temuan dari penelitian ini adalah peranan umpasa dan umpama sebagai pedoman bagi manusia Batak Toba untuk hidup secara bermartabat. Manusia Batak Toba harus menjadikan umpasa dan umpama sebagai pedoman tata-pikir, tata-wicara, tata-laku (perilaku), dan tata-batin di dalam konteks hidup bersama.