Dalam situasi transisi sebagai ciri khas kehidupan kaum muda, mereka mencari pegangan untuk memantapkan diri demi menghadapi masa depan. Dalam konteks kultural Indonesia perubahan ini ditentukan antara lain oleh tiga faktor: fungsi adat istiadat yang semakin berkurang, pola masyarakat yang makin kurang agraris, dan kuasa 'para bapak' yang makin merosot. Terhadap tiga gejala ini kaum muda perlu didampingi dalam usaha mereka untuk mengambil sikap. Proses ini tidak lepas dari pemahaman terhadap mereka, khususnya pada pihak kaum tua dan generasi pendahulu. Maka agar kaum muda dapat menemukan tempatnya dalam jemaat dan masyarakat, kiranya kaum tua perlu belajar memahami pergumulan generasi penerus itu.