Misi normatif agama yaitu rahmat, damai, kasih dan dharma menyaratkan kecerdasan, keihlasan dan kedewasaan dalam beragama, yaitu beragama yang melibatkan akal budi dan hati nurani yang fitri (kesadaran esoteris). Agama dapat berperan antagonistik, menjadi energi positif dan negatif sekaligus. Agama dapat menjadi energi positif apalagi dijadikan kekuatan moral dan spiritual, sumber inspirasi dan motivasi yang mampu menciptakan keluhuran akhlak dan keagungan peradaban. Di sisi lain, agama juga dapat menjadi energi negatif apalagi agama hanya dapat dijadikan identitas dan alat hegemoni sehingga justru menjadi sumber konflik, intoleransi dan ir-rasionalitas yang membelenggu emansipasi kemanusiaan. Bangsa Indonesia adalah bangsa religius dan mendambakan kesalehan bagi generasi penerusnya termasuk kesalehan para pemimpinnya. Namun bukan kesalehan yang eksklusif, radikal dan intoleran, melainkan kesalehan spiritual, personal, sosial dan profesional sebagai kekuatan membangun keutuhan dan persaudaraan menuju Indonesia yang maju, aman dan sejahtera. Pendidikan agama dan dakwah/misi memegang peran penting dalam mendidik umat mencapai kedewasaan dan aktualisasinya untuk menciptakan karya kemanusiaan persaudaraan dan hidup damai bagi seluruh umat manusia.