Tulisan ini adalah refleksi biblis atas Gereja lokal Keuskupan Agung Pontianak (KAP) yang dilihat berdasarkan perspektif amanat agung Yesus dalam keempat Injil. Gereja KAP merupakan komunitas gerejawi yang kompleks dilihat berdasarkan keberagaman sosial yang melahirkan berbagai macam bentuk tantangan: daerah rawan konflik, kemiskinan, dan krisis lingkungan hidup. Tema yang dikerjakan berdasarkan pendekatan fenomenologis historis-kritis dan metode intertekstual atas amanat agung Yesus, menemukan bahwa inti dari amanat agung adalah Yesus memerintahkan kepada para murid agar pergi ke seluruh bangsa, dunia, dan kepada semua makhluk untuk mewartakan Injil dan menyerukan pertobatan. Panggilan pewartaan dan pertobatan akhirnya memampukan Imam diosesan KAP untuk semakin peka melihat tantangan dan peluang-peluang dalam mewartakan Injil, Imam diosesan dipanggil agar mampu menjadi pewarta-pewarta Injil yang kreatif, menyadarkan semua umat beriman akan panggilan utamanya sebagai orang Kristiani, memiliki kemampuan dan kemauan menjalin relasi yang luas dengan semua pihak, menyadari akan panggilan utamanya untuk keselamatan jiwa-jiwa, dan akhirnya menjadikan doa sebagai muara perutusannya.