Record Detail
Advanced SearchTesis
Penghayatan Imamat Umum Kaum Beriman di Keuskupan Tanjung Selor dalam Terang Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium Art.10
Sejak Konsili Vatikan II hingga hari ini partisipasi umat awam terus dikumandangkan oleh Gereja. Secara historis gereja-gereja di Indonesia berdiri tidak lepas dengan hadirnya sosok-sosok awam yang militan dalam iman dan pelayanan. Geliat Gereja untuk menyerukan hal ini menandakan bahwa partisipasi umat awam dalam misi Gereja masih perlu dikembangkan lebih lanjut. Namun hingga sat ini pula, problem partisipasi umat awam tak kunjung usai. Berkaitan dengan partisipasi terdapat dua aspek yang dapat dikaji yakni pemahaman dan penghayatan iman. Lumen Gentium menyatakan bahwa dasar keterlibatan umat awam termaktub dalam martabat imamat umum yang diperoleh melalui pembaptisan. Bagaimana umat awam menghayati martabat imamat umum yakni imam, nabi, dan raja dalam kehidupan sehari-hari? Dengan menerima sakramen baptis, setiap orang Kristen diinkorporasi dalam Gereja dan mengambil bagian dalam tugas imam, nabi, dan raja (bdk.KHK. Kan.849, LG. 34-36). Martabat perutusan umat Allah. Dengan demikian melalui pembaptisan setiap orang Kristen memiliki martabat umat Allah yang ikut berpartisipasi dalam misi Kristus baik dalam keluarga, Gereja maupun masyarakat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi (mix method) dengan model pendekatan concurrent Embedded Strategy. Metode pengumpulan data menggunakan in-depth interview sekaligus menyebarkan kuesioner di tiga paroki di Keuskupan Tanjung Selor (KTS) yakni Paroki Gabriel Nunukan, St. Maria Imakulata Tarakan, dan St. Eugenius de Mazenod Tanjung Redeb. Penghayatan imamat umum umat ketika dihadapkan dengan nilai-nilai teologis masih membutuhkan pendampingan yang lebih khusus dan serius sebab masih banyak kontradiksi-kontradiksi yang terjadi. Penghayatan umat yang ada belum berbuah secara matang dalam hidup bersama. Agar umat mampu menghayati imamat umumnya dan terlibat dalam tugas imam, nabi, dan raja Kristus secara khas dibutuhkan pendampingan atau katekese iman yang kontekstual dan berkelanjutan. Model, isi, dan bentuk katekese harus diperbaharui sesuai dengan kebutuhan umat. Secara teoritis juga penelitian ini membuka wawasan Gereja KTS untuk terus membangun wawasan iman bagi umat secara mendalam. Dengan demikian keterlibatan umat dapat diharapkan secara lebih.
Availability
21.01002 | 253.2 Mek p | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
253.2 Mek p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2023 |
Collation |
ix + 161hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
253.2
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available