Homili sebagai peristiwa Sabda, yakni saat Allah mewahyukan diriNya dan saat Allah berkenan menyapa manusia dengan segala cinta. Sebagai sarana pengembangan iman, homili membantu umat menyadari kehadiran Allah dalam diri Kristus sehingga umat yang mendengarkannya mengarahkan pikiran, hati dan tubuh mereka senantiasa kepada Kristus, Allah hadir di tengah dunia dan menuntut pertobatan agar dapat memperoleh keselamatan. Bertolak dari kenyataan dimana banyak homili mendapatkan kritikan baik dari umat maupun dari para imam, penulis ingin melihat bagaimana homili menjadi sarana pengembangan iman khususnya bagi umat di Keuskupan Banjarmasin. Penulis mencoba melihat persoalan tentang homili dalam Seruan Apostoliknya, Evangelii Gaudium art 135-159. Bagi Gereja Keuskupan Banjarmasin, homili merupakan salah satu cara untuk merealisasikan amanat dan perutusan Yesus di dunia untuk membawa umat memperoleh kesatuan penuh dalam Kristus. Dalam penulisan tesis ini, penulis mengadakan studi pustaka untuk menemukan pemahaman dan ajaran iman yang benar tentang homili sebagai sarana pengembangan iman umat. Penulis juga mengadakan studi lapangan dengan subjek penelitian adalah umat Keuskupan Banjarmasin dengan mengambil sampel empat paroki mewakili empat dekenat di Keuskupan Banjarmasin. Untuk studi lapangan, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada umat. Berdasarkan hasil penelitian, homili menjadi salah satu sarana yang efektif dalam mengembangkan iman umat mengingat jumlah tenaga pastoral di Keuskupan Banjarmasin yang masih sangat kurang. Homili menjadi solusi bagi kerinduan umat akan sapaan Allah yang menghidupkan iman, sumber pembaharuan hidup umat dan santapan rohani yang meneguhkan iman umat. Homili menjadi pengajaran iman yang melampaui katekese dan sesuai dengan konteks kehidupan umat. Sebagai buah dari pewartaan iman, homili membimbing umat kepada persekutuan sakramental, menjadi murid yang misioner dan memberikan diri bagi tugas pelayanan.