Fokus tulisan ini adalah hendak menggali makna kesetiaan pada kisah pewayangan Gunawan Wibhisana dalam Epos Ramayana dan dalam teks Kitab Daniel 1:6-15. Secara umum kesetiaan didefinisikan suatu disposisi kehendak bebas manusia yang berusaha untuk tetap berpegang aktif pada pribadi, gagasan dan praktek hidup tertentu. Dalam usahanya itu ia tidak akan mengubah sikapnya meskipun menghadapi tantangan dan godaan. Kesetiaan menjadi sebuah sarana bagi seseorang untuk menghidupi komitmennya. Dalam tulisan ini makna kesetiaan pertama-tama digali dari kisah Pewayangan Gunawan Wibhisana. Metode yang digunakan untuk menganalisis teks ini adalah analisis naratif. Alasan menggunakan metode analisis naratif, karena obyek yang diteliti adalah kisah tokoh dalam sebuah Epos Ramayana. Untuk menemukan makna kesetiaan dalam teks ini penulis juga menggunakan metode hermeneutika yang juga merupakan bagian dalam analisis naratif. Kemudian pada teks Daniel 1:6-15 penulis menggunakan analisis eksegese. Dalam analisis eksegese terdiri dari beberapa analisis yaitu analisis konteks, analisis bahasa, analisis cerita, tafsir dan refleksi teologis. kan tetapi yang disajikan dalam tulisan ini adalah hasil analisis, sedangkan proses analisis dikerjakan dalam lembar kerja. Kedua teks ini memiliki perbedaan dalam konsep kesetiaan. Dari kisah Raden Wibhisana kesetiaan yang ia perjuangkan mengalami perubahan. Ia dihadapkan pada dua pilihan setia kepada kerajaan dan saudaranya atau setia kepada kebenaran. Ia berubah dari yang setia kepada kerajaan dan saudaranya menjadi setia kepada kebenaran. Sedangkan Daniel tetap setia kepada hukum Allah dan tindakannya tidak berubah. Meskipun kedua teks memiliki perbedaan, kedua teks juga memiliki persamaan. Pertama, kesetiaan itu mengalir dari kesadaran akan identitas. Kedua, kesetiaan mereka tertuju pada Realitas Tertinggi. Akhirnya kesetiaan merupakan sarana bagi seseorang untuk menghidupi nilai luhur dan benar.