Fokus penelitian ini adalah menggali makna spiritualitas ekologi dalam pengelolaan sampah di Kota Malang melalui program Bank Sampah Malang (BSM) dalam terang Ensiklik Laudato SI art. 202-221. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan spiritualitas ekologis manusia di dunia saat ini, khususnya pada masyarakat Kota Malang dalam hubungannya dengan isu sampah yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Persoalan sampah ini muncul tidak lain disebabkan oleh suatu gaya hidup konsumtif manusia yang lahir melalui perkembangan teknologi, ekonomi dan politik yang membawa manusia dalam suatu kesesatan paradigma terhadap alam lingkungan sekitar, di mana dalam realita gaya hidup tersebut manusia menjadi semakin egois dan kurang memiliki perhatian pada sesama dan alam lingkungan sekitar. Dengan menggunakan metode kualitatif fenomenologi, penulis mencoba untuk melihat sejauh mana spiritualitas ekologi Masyarakat Kota Malang mengelola sampah melalui inovasi Bank Sampah Malang dalam terang ensiklik Laudato Si artikel 202-221. Ensiklik Laudato Si sendiri merupakan suatu seruan apostolik Paus Fransiskus yang terbit pada tahun 2015 sebagai tanggapan Paus dan Gereja akan situasi dunia yang tengah dilanda krisis dalam berbagai bentuk gejalanya, salah satunya juga termasuk isu sampah yang semakin meningkat. Ensiklik yang merupakan suatu seruan ini juga terkandung di dalamnya suatu bentuk aksi-aksi nyata yang dapat dilakukan guna menangani situasi krisis ini dalam suatu semangat spiritualitas ekologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Kota Malang melalui program BSM dalam terang Laudato Si artikel 202-221 menunjukkan bahwa adanya suatu spiritualitas ekologis yang berkembang dalam usaha tersebut. Di mana melalui program BSM dalam mengelola sampah, Masyarakat Kota Malang dibawa dalam suatu semangat spiritualitas ekologis, yang terwujud nyata dalam suatu perubahan gaya hidup baru yang berlandaskan pendidikan ekologis yang cukup guna mencapai suatu pertobatan ekologis.