Kebudayaan di berbagai penjuru dunia memiliki nilai-nilai religinya masing-masing. Hal tersebut dikarenakan religi itu sendiri memiliki muatan mengenai keyakinan, ritus, serta alam pikiran dan perasaan penganutnya. Kenyataan demikian membuat bentuk-bentuk penghayatan sistem religi di berbagai tempat memiliki perbedaan. Pemahaman tentang yang sakral dari masing-masing budaya membuat bentuk-bentuk upacara juga berbeda-beda. Religi dapat dilihat sebagai pemberi tujuan dan arah atas keberadaan manusia serta menjadi sumber makna atas suatu tindakan yang dilakukan manusia. Dalam hidup manusia religi hadir dalam berbagai pengalaman dan fenomena yang dialami manusia. Oleh karenanya religi tidak dapat direduksikan dengan hal lain selain dengan kategori yang dimilikinya. Sistem religi menghadirkan dirinya dalam sebuah sistem kebudayaan. Dalam hal ini religi selalu memiliki ciri yang sedapat mungkin menjaga emosi religi dalam sebuah kebudayaan. Religi dapat diartikan sebagai sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang terhadap apa yang dianggap sebagai 'Yang Kudus' atau 'Yang Suci'. Penekanan pembahasan ini lebih mengarah pada sikap yang dimiliki manusia secara personal. Sistem religi dapat termuat dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan implikasinya lebih luas bila dibandingkan dengan agama. Pemahaman akan yang ilahi menuntut manusia untuk bersikap sebagai reaksi atas kesadaran tersebut. Religi memiliki peranan sebagai pemberi makna dalam segala tindakan manusia. Hal tersebut menyebabkan nilai yang terkandung religi memiliki implikasi bagi setiap tindakan dan penghayatan hidup manusia di dunia.