Fokus tulisan ini membahas tentang flexing dan dimensi ketidaksadaran pada manusia dalam pemikiran Carl Gustav Jung yang digambarkannya dengan istilah arketipe topeng dan shadow. Dalam menggarap tulisan ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan dan analisa atas persoalan perilaku flexing. Gagasan Carl Gustav Jung merupakan salah satu penemuan yang dapat membantu orang-orang pada jaman ini untuk masuk dalam pengalaman terdalam dari dirinya sehingga ia dapat mengontrol perilaku hidup sehari-hari. Dewasa ini banyak orang suka melakukan aksi pamer kekayaan di ruang publik dengan sengaja. Aksi seperti ini bahkan didorong oleh kesengajaan untuk memperoleh perhatian dari banyak orang. Munculnya fenomena seperti ini menimbulkan persoalan juga bagi masyarakat sebab ada yang memprotes keras namun ada pula yang memilih diam. Berdasarkan pemikiran Jung ada ruang untuk melihat persoalan ini lebih mendalam. Jung meyakini bahwa manusia memiliki energi psikis yang sangat berperan terhadap pengalaman hidupnya. Energi tersebut membawa sinyal-sinyal yang menggambarkan setiap kepribadian manusia. Jung menyebut energi tersebut sebagai kumpulan arketipe-arketipe. Kumpulan arketipe ini tersimpan dalam alam tak sadar manusia, mengapa orang bila bertindak negatif, menurut Jung energi alam bawah sadar inilah yang mendorong tindakan-tindakan sehari-hari apabila tindakan itu negatif, maka menurut Jung tindakan yang buruk itu disebabkan oleh manusia berada dalam pengaruh tidak sadar.