Image of Tirani Meritokrasi sebagai Ancaman Bagi Demokrasi Menurut Michael Sandel dan Relevansinya dalam Konteks Indonesia

Skripsi

Tirani Meritokrasi sebagai Ancaman Bagi Demokrasi Menurut Michael Sandel dan Relevansinya dalam Konteks Indonesia



Fokus skripsi ini ialah mengkaji tirani meritokrasi sebagai ancaman bagi demokrasi menurut Michael Sandel dan relevansinya dalam konteks Indonesia. Realita menunjukkan bagaimana gagasan demokrasi Pancasila yang berkarakter gotong royong belum sepenuhnya menjiwai hidup seluruh masyarakat Indonesia. Perilaku yang menyimpang dari cita-cita luhur bersama sebagai suatu bangsa merupakan konsekuensi dari adanya paradigma yang dangkal tentang sistem demokrasi di Indonesia. Oleh karena itu, pengenalan dan pemahaman yang lebih intens dan komprehensif tentang demokrasi dalam konteks Indonesia harus selalu diperjuangkan, baik oleh kaum akademisi hingga masyarakat akar rumput. Michael Sandel merupakan salah satu filsuf kontemporer yang mencoba menemukan cara pandang yang holistik tentang demokrasi dengan membuat perbandingan sistem demokrasi dengan tirani meritokrasi. Metode yang digunakan penulis dalam studi ini ialah studi kepustakaan. Penulis bermaksud menguraikan kritikan Sandel atas penegakan Tirani Meritokrasi yang dinilai berpotensi menghancurkan demokrasi, sehingga sumber utama yang digunakan ialah karya-karya original Sandel, khususnya buku yang berjudul The Tyramy of Merit: What's Become of the Common Good? (2020). Selain itu, penulis lainnya yang bertalian dengan topik yang hendak dibahas. Data sekunder tersebut kemudian dianalisis untuk mempertajam penjelasan tulisan ini. Sumbangan gagasan Sandel pertama-tama menyadarkan masyarakat Indonesia bahwa sistem demokrasi yang dianut tidak luput dari pengaruh tirani meritokrasi yang bertumbuh subur. Tulisan ini menemukan bahwa: (1) Melalui kritik terhadap Konsep Meritokrasi, Sandel mencoba mengembalikan kesadaran manusia akan hakikatnya sebagai makhluk sosial; (2) Kritik Sandel terhadap konsep meritokrasi didasarkan pada upayanya melihat dan memaknai fenomena sosial secara utuh dan lengkap. Pengagungan pada prestasi dan keberhasilan pribadi, sebagaimana ditekankan pada paham meritokrasi, mengandaikan setiap individu mampu berkompetisi dalam pasar bebas; (3) Meritokrasi selalu identik dengan prestise harus dikritisi sebab, prestise dapat menjadi boomerang sebab memberi ruang seluas-luasnya bagi kaum borjuis di panggung politik, sementara di sisi lain masyarakat kecil semakin disingkirkan dan diabaikan, atau bahkan hanya diperlukan sejauh mendukung nafsu kekuasaan kaum oligarki. Dalam konteks politik Indonesia, kontribusi pemikiran Sandel ini dapat menjadi pengingat penting bagi para pemimpin politik dan pembuat kebijakan untuk mempertimbangkan dampak sosial dan moral dari keputusan mereka, bukan kinerja dan kemampuan individu.


Availability

19.111320.01 Fir tPerpustakaan STFTAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
320.01 Fir t
Publisher STFT Widya Sasana : Malang.,
Collation
xi + 103hlm; 22x28cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
320.01
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this