Fokus pembahasan dalam tulisan ini ialah terkait dengan konsep filsafat keadilan Amartya Sen dalam kaitannya dengan problematika pembangunan pariwisata super premium di Labuan Bajo. Konsep keadilan komparatif Sen berkonsentrasi pada realisasi sosial melalui tindakan-tindakan aktual yang dapat mengurangi ketidakadilan atau less injustice. Ia juga menegaskan bahwa tujuan yang dapat dicapai dalam proyek keadilan sebenarnya bukan untuk menegakkan keadilan yang sempurna dan paripurna namun lebih pada upaya mengurangi ketidakadilan dan memajukan keadilan dalam masyarakat. Dalam mengoreksi perspektif institusi, ia menekankan peran kepelakuan (agency) dalam mengurangi ketidakadilan dan melakukan perluasan keadilan dalam masyarakat. Dalam upaya mengurangi ketidakadilan dan memajukan keadilan, Sen menekankan pentingnya membuka ruang bagi pluralitas nalar dalam masyarakat yang majemuk. Dalam konteks pembangunan pariwisata super premium, ketimpanga yang timbul dilihat sebagai akibat dari proyek yang tidak memerhatikan kondisi kapabilitas masyarakat setempat. Tulisan ini bertujuan mendalami konsep keadilan komparatif untuk melakukan analisis kritis atas ketimpangan proyek pembangunan pariwisata super premium di Labuan Bajo. Metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah metode filosofis-fenomenologis. Maksud dari fenomenologis ialah sebuah pembahasan yang kritis filosofis terhadap fenomena-fenomena keseharian.