Fokus utama karya tulis ini adalah 'penolong yang sepadan' yang diberikan Allah pada manusia. Gagasan mengenai penolong yang sepadan dalam kisah Adam dan Hawa dalam Kitab Kejadian 2:18-25. Tema ini merupakan salah satu topik percakapan dalam katekisasi pra nikah gerejawi. Melaluinya dibangun pengertian mengenai relasi yang setara antara suami-istri, sekaligus menjadi pijakan teologis untuk memahami peran masing-masing insan dalam perkawinan. Berangkat dari realita kehidupan orang Israel kuno, seperti yang tercermin dalam Alkitab, menampakan fakta yang berbeda: Poligami, ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan, dan perempuan yang otentik dengan aktivitas domistik. Hal ini melahirkan pertanyaan mengenai makna dari gagasan tersebut, serta relevansinya bagi pembaca saat ini. Karya tulis ini merupakan sebuah upaya mengonstruksi makna gagasan penolong yang sepadan berdasarkan teks Kejadian 2:18-25. Dalam karya tulis ini, metodologi yang digunakan adalah kepustakaan. Dalam hal ini, penulis mencari sumber yang memiliki kaitan dengan Kejadian 2:18-25, dan sumber lainnya yang berkaitan dengan tema. Penulis sampai pada temuan bahwa; penolong yang sepadan merupakan sebuah gagasan yang yang menjadi dasar dalam membangun kesetaraan dan sekaligus rujukan dalam perkawinan.