Fokus tulisan ini adalah tentang tafsiran atas praktik Ritus Huler Wair Masyarakat Kampung Sikka. Tafsiran itu diperoleh dengan melalui perbandingan antara Ritus Huler Wair dengan pemikiran Hans-Gerog Gadamer tentang tiga buah unsur yakni pengaruh sejarah, bahasa dan seni. Di dalamnya penulis hendak menganalisis Ritus Huler Wair ini yang memuat ucapan, bahasa atau syair-syair skaral yang dilantunkan. Ritus Huler Wair dipercayai oleh masyarakat Kampung Sikka sebagai cara manusia dalam membangun relasi dengan Sang Penyelenggara, Ina Nian Tana Wawa, Ama Lero Wulan Reta. Intensi dari Ritus ini tiada lain memohon kesejahteraan, terjauhkan dari mara bahaya sakit dan penyakit, kesucian, kesehatan, kebahagiaan, ketenangan, kesuburan, kekuatan, hasil berlimpah, umur panjang, mendapat keturunan serta keterbukaan hati yang tulus. Metode yang digunakan dalam tulisan ini adalah studi kepustakaan. Untuk memahami pemikiran Hans-Gerog Gadamer penulis menggunakan buku gubahannya yang berjudul Warheit und Method terjemahan bahasa Inggris yakni Truth and Method. Temuan yang ditawarkan dalam tulisan ini ialah di dalam Ritus Huler Wair memuat tiga unsur yakni pengaruh sejarah, seni dan bahasa. Ketiga unsur tersebut hadir sebagai sesuatu yang membantu masyarakat Kampung Sikka memahami eksistensinya lewat praktik Huler Wair. Oleh karena itu dalam tulisan ini, penulis memberikan beberapa saran guna menjaga melestarikan kelestarian dari praktik Ritus Huler Wair.