Skripsi ini berfokus pada pemikiran Frantz Fanon tentang kolonialisme dan dampaknya bagi tatanan kehidupan bangsa jajahan di Afrika. Kedatangan bangsa penjajah telah mengkonstruksi pemikiran bangsa jajahan di Afrika. Dampak yang ditimbulkan pada masa kolonialisme telah merusak seluruh tatanan kehidupan bangsa kulit hitam. Pribumi Afrika mengalami masa sulit, terutama selama diterapkannya politik Apartheid. Politik Apartheid menjadi kekuasaan dan kekuatan bangsa penjajah untuk merenggut hak-hak milik pribumi Afrika. Orang-orang Afrika yang berada di bawah politik apartheid mengalami masa penindasan yang besar, yakni munculnya diskriminasi rasial antara orang kulit putih dan kulit hitam. Bangsa-bangsa kolonial atau orang-orang kulit putih yang menguasai bumi Afrika memiliki pandangan yang buruk akan keberadaan orang kulit hitam di Afrika. Mereka menganggap orang-orang kulit hitam Afrika sebagai orang-orang kelas dua atau kelas rendahan. Mereka memberikan narasi-narasi buruk dengan mengatakan bahwa orang kulit hitam di Afrika bukan manusia, mereka seperti monyet dan memiliki sifat kebinatangan. Akibat yang ditimbulkan dari peristiwa ini adalah orang kulit hitam merasa diri mereka lebih kecil dan tak berdaya sehingga mereka merasa inferior. Fanon menganalisis psikologi kolonial dari orang-orang terjajah ini, dimana mereka memiliki ketakutan dan keinginan yang besar untuk menjadikan orang kulit putih sebagai kiblat bagi hidup mereka. Ia juga memberikan pandangan akan sikap yang harus dipilih guna membebaskan diri dari kuasa kolonial dengan memproduksi identitas.