Penelitian ini mengangkat konsep kontra-demokrasi menurut pemikiran politik Pierre Rosanvallon dan relevansinya terhadap praksis politik di Indonesia. Kontra-demokrasi adalah konsep yang mengacu pada dinamika dan tantangan yang dihadapi oleh demokrasi modern. Pierre Rosanvallon, seorang ahli politik Perancis, telah mengembangkan gagasan tentang kontra-demokrasi sebagai respons terhadap keseimbangan kekuasaan, krisis representasi, dan munculnya populisme. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan analisis teks dan studi kasus terhadap praksis politik di Indonesia. Dalam menganalisis kontra-demokrasi, penelitian ini mengidentifikasi elemen-elemen yang terkait dengan ketidakseimbangan kekuasaan, krisis representasi, dan populisme dalam konteks politik Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praksis politik di Indonesia mencerminkan beberapa aspek kontra-demokrasi yang diidentifikasi oleh Rosanvallon. Terdapat ketidakseimbangan kekuasaan yang signifikan di antara aktor politik, yang mengarah pada dominasi kelompok-kelompok elit dan penyalahgunaan kekuasaan. Selain itu, terdapat krisis representasi yang terlihat dalam rendahnya partisipasi politik dan kepercayaan publik terhadap institusi politik. Selain itu ada juga kesenjangan dalam demokrasi yang memunculkan trust dan distrust terhadap lembaga, institusi, dan penguasa demokrasi. Menurut Rosanvallon ketiga bentuk kontra-demokrais mendapat ruangnya dalam politik kontemporer, terutama karena konsolidasi demokrasi konstitusional, revolusi teknologi dan sarana komunikasi. Kesejahteraan umum atau bonum commune merupakan cita-cita luhur yang ada dalam diri setiap manusia. Kontra-demokrasi seharusnya lebih dipandang dalam kacamata positif dan mesti didominasi oleh pelaku-pelaku demokrasi yang memiliki tujuan demi kesejahteraan bersama atau bonum commune.