Record Detail
Advanced SearchSkripsi
Penanganan Kasus Kekerasan Seksual terhadap Anak oleh Klerikus dan Implikasinya Bagi Pendidikan Calon Imam (Ditinjau dari Vademecum dan UU RI no.12 tahun 2022)
Kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh klerikus merupakan masalah yang kompleks dan menimbulkan dampak yang signifikan pada korban, keluarga, Gereja, dan masyarakat. Penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak oleh klerikus melibatkan proses hukum dan proses internal Gereja yang harus dilakukan secara bersamaan dan saling mendukung. Implikasi dari kasus kekerasan seksual terhadap anak oleh klerikus sangat signifikan bagi pendidikan calon imam, karena calon imam adalah pemimpin spiritual dan memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga kepercayaan dan kredibilitas Gereja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak oleh klerikus dan implikasinya bagi pendidikan calon imam, dengan mempertimbangkan perspektif vademecum dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2022 Tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak oleh klerikus harus dilakukan secara tegas dan terbuka, dengan memperhatikan hak-hak korban dan prinsip-prinsip hukum. Proses internal Gereja harus melibatkan penegakan hukum sebagai bagian dari upaya untuk mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual di dalam Gereja. Salah satu tindakan konkritnya adalah pembentukan 'Protokol Khusus Penanganan Kasus Tindak Kekerasan Seksual' di setiap keuskupan. Calon imam perlu dilengkapi dengan pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam penanganan kasus kekerasan seksual, termasuk dalam hal mendukung korban dan bekerja sama dengan aparat penegak hukum. Implikasi dari penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak oleh klerikus bagi pendidikan calon imam adalah pentingnya mengintegrasikan isu kekerasan seksual dan perlindungan anak ke dalam kurikulum pendidikan calon imam, serta memberikan pelatihan dan supervisi yang memadai dalam hal penanganan kasus kekerasan seksual. Calon imam juga perlu memiliki kesadaran dan komitmen yang kuat dalam memerangi kekerasan seksual dan melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan dan penyalahgunaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi pemahaman dan pengembangan penanganan kasus kekerasan seksual terhadap anak oleh klerikus dan implikasinya bagi pendidikan calon imam, sehingga dapat membantu meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan seksual di lingkungan Gereja.
Availability
19.047 | Perpustakaan STFT | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
241 Ari p
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2023 |
Collation |
x + 84hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
241
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available