Fokus utama skripsi ini adalah telaah filosofis-kritis pemikiran Soekarno tentang sila ketuhanan bagi demokrasi Indonesia. Pandangan Soekarno tentang sila ketuhanan bukan semata-mata terkait dengan agama atau keyakinan pribadi, tetapi lebih kepada kesadaran akan realita perbedaan identitas manusia Indonesia yang beragam. Sila ketuhanan mencerminkan keuniversalitasan manusia Indonesia dalam berelasi dengan Tuan-nya melalui pengalaman lokalitas keindonesiaannya, sehingga secara definitif sila ketuhanan merupakan pengakuan akan keberagaman agama maupun kepercayaan yang ada dalam ruang publik INDONESIA. Akan tetapi, dalam perjalanan sejarah demokrasi Indonesia terjadi degradasi nilai dalam memahami sila ketuhanan sehingga berbagai macam polemik muncul kepermukaan dan menimbulkan berbagai bentuk konflik kepentingan yang dibalut dengan fanatisme agama serta absolutisme kebenaran. Keprihatinan akan kanker Indonesia dalam rupa fanatisme agama, fundamentalisme religius, populisme berwajah politik identitas dan absolutisme kebenaran, membuat penulis tergerak untuk menggali kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila khususnya sila ketuhanan menurut Soekarno. Bagi Soekarno, sila ketuhanan mengandung nilai universalitas hidup beragama dalam ruang publik Indonesia, sehingga sila ketuhanan menjadi pedoman moralitas dan legalitas manusia Indonesia dalam berelasi dengan sesamanya. Adapun metodologi yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif dengan perspektif kajian atau studi pustaka.