Penulis berfokus pada tema “Kebenaran Ruang Digital Dalam Perspektif Filsafat Hermeneutika Paul Ricoeur.” Metodologi yang digunakan adalah analisis teks melalui pembacaan kritis dengan menggali pemahaman dan konsep kebenaran dari pemikiran Paul Ricoeur. Penulis menggarapnya dengan mengungkapkan pandangan pemikiran filosofis Paul Ricoeur tentang hermeneutika. Hermeneutika Paul Ricoeur mengarah pada proses menjelaskan dan memahami teks. Bagian ini dilanjutkan dalam penjelasan tentang kebenaran digital yang disoroti dalam terang kebenaran Paul Ricoeur. Kebenaran dalam ruang digital bersifat tendensius dan kebenaran itu dapat diklaim dan bukan dirindukan, apalagi dihayati. Kebenaran dalam pandangan Ricoeur merupakan suatu realitas yang selalu ditafsir. Secara ontologis kebenaran itu selalu berdistansiasi dengan subyek yang berbicara tentangnya. Kebenaran yang selalu berjarak dengan manusia itu, harus menjadi milik dari penulis atau pembaca agar dia bisa menafsir itu. Inilah latar belakang mengapa dua elemen penting, distansiasi (pengambilan jarak) dan belonging (kepemilikan) harus disertakan dalam menginterpretasi sebuah teks. Kesimpulannya, pertama, dalam menghadapi tantangan dalam ruang digital, kontribusi filsafat hermeneutika Paul Ricoeur dapat memberikan landasan untuk memahami dan menghadapi kompleksitas interpretasi dan pluralitas makna dalam ruang digital. Kedua, Filsafat hermeneutika Ricoeur sangat relevan bagi masyarakat Indonesia karena Ricoeur mengusung suatu metode penting dalam hermeneutikanya, yaitu metode bertanya. Metode ini dioperasionalisasikan agar tafsir atas kebenaran melampaui kebenaran yang dirumuskan subyek.