Studi ini menaruh perhatian pada upaya untuk membangun Gereja kontekstual dalam semangat pastoral paroki. Tema Gereja kontekstual hendak menegaskan tentang misi Gereja dalam mewartakan kerajaan Allah, dengan memperhatikan konteks hidup umat di mana Gereja itu hadir. Secara khusus, penulis memfokuskan studi ini pada kenyataan hidup umat Paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin. Terdapat tiga tantangan besar yang mempengaruhi penghayatan iman umat Paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin. Pertama, umat Katolik Paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin sebagai kelompok minoritas. Kedua, kuatnya dominasi budaya Banjar yang mempengaruhi hampir seluruh aspek kehidupan sosial masyarakat dan Ketiga pengaruh Islam yang radikal. Ketiga tantangan ini menjadi pekerjaan rumah bagi paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin dalam menata reksa pastoralnya agar mampu berkontribusi dalam menjawab tantangan itu. Metodologi yang penulis gunakan dalam studi ini adalah metodologi kepustakaan dengan memanfaatkan sumber-sumber yang terkait dengan penulisan tesis ini, di antaranya buku-buku teologi kontekstual, dokumen Gereja dan beberapa artikel yang berbicara tentang kehidupan paroki. Di samping itu, untuk menunjang data kepustakaan, penulis juga memanfaatkan data-data berupa laporan pastoral yang telah penulis kerjakan selama menjalani tahun pastoral di Paroki Katedral Keluarga Kudus pada tahun 2019 hingga 2020 yang lalu serta berdiskusi dengan beberapa tokoh umat melalui media online seperti zoom meeting, email dan whatsApp, untuk mendapatkan berbagai informasi yang penulis perlukan dalam penggarapan tesis ini. Beberapa hal pokok yang ingin penulis garisbawahi melalui tesis ini antara lain adalah tentang tata kelola pelayanan pastoral paroki. Paroki Katedral Keluarga Kudus Banjarmasin hadir sebagai kelompok minoritas dan berada di tengah budaya Banjar serta pengaruh Islam yang kental. Hal ini mendorong paroki agar mampu menata pelayanan pastoralnya dengan memperhatikan konteks hidup umat serta menciptakan pelayanan yang terbuka dan kreatif. Di samping itu paroki juga perlu melakukan pembaruan pada berbagai bidang pelayanan pastoral sehingga pelayanan itu menjadi semakin aktual dan relevan dengan kenyataan hidup umat.