Melihat aku tertawa, ia bertanya: Kenapa aku tertawa? Aku lantas menjawab 'Itulah wanita, banyak cinta menantinya, ia hanya memilih satu yaitu mereka yang tak pasti. Itulah wanita, mereka membuang cinta sejati hanya demi status, harta dan keindahan lelaki. Kenapa aku tertawa? Itulah wanita, mahluk sederhana namun sulit dimengerti. Itulah wanita, cantik anggun rupanya namun butuh berjuta-juta tahun memahami hatinya. Kenapa aku tertawa? Itulah wanita, rela menyiksa diri demi satu lelaki. Kenapa aku tertawa? Ya karena itulah wanita!' Tetapi entah kenapa sikapnya yang seperti itu membuatku jatuh semakin dalam ke dalam jurang cinta. Sikapnya yang seperti itu membuatku lupa bahwa aku hanya pria yang hanya dianggap sebagai teman. Namun ketika aku mengungkapkan rasaku padanya, aku sadar bahwa saat itu aku akan kehilangan dirinya. Namun aku juga sadar itulah yang terbaik untukku dan dirinya. Karena aku juga tidak ingin membuang waktuku hanya untuk selalu membahagiakan yang bukan milikku.