Record Detail
Advanced SearchText
Hospitalitas dan Pemberdayaan Berdasarkan Kepedulian Keibuan dalam Reksa Pastoral Kaum Migran Perantau Konteks Keuskupan Tanjung Selor (Studi tentang Reksa Pastoral Kaum Migran perantau menurut Ajaran Magisterium)
Tesis ini membahas migrasi sebagai suatu fenomena global. Migrasi menjadi hal lumrah. Perkembangan dan perubahan dunia mendorong orang untuk berpindah dari tempat asal ke tempat tujuan. Mereka berpindah dari negeri asal ke negeri lain. Ada berbagai faktor atau motif yang mendorong terjadinya migrasi. Motif-motif itu misalnya pendidikan, pekerjaan, bencana, dan peperangan. Semua itu membuat orang tinggal sebagai orang asing. Migran perantau di wilayah Keuskupan Tanjung Selor merupakan salah satu kelompok migran yang disebabkan oleh motif mencari pekerjaan demi memperbaiki hidup. Namun demikian, usaha dan pencarian mereka dihadapkan dengan berbagai persoalan baik dari diri mereka sendiri maupun oleh pihak lain. Persoalan-persoalan itu tidak hanya menyangkut hidup jasmani dan biologis mereka tetapi juga hidup rohani. Gereja Keuskupan Tanjung Selor menyadari panggilan untuk melayani atau melaksanakan reksa pastoral terhadap kaum migran perantau di wilayahnya. Panggilan ini semakin terasa penting karena sebagian besar dari mereka adalah umat Katolik. Mereka menghadapi situasi kerja yang membelenggu mereka dengan eksploitasi, perdagangan manusia, semangat ekslusivisme dan primodialisme, pendidikan anak yang tidak memadai, kasus perkawinan dan persoalan keluarga, kesulitan ekonomi, krisis iman dan tindakan yang tidak sesuai dengan norma kristiani. Reksa pastoral ini juga berdasarkan perhatian Gereja Katolik universal yang dinyatakan dalam berbagai dokumen yang diterbitkannya. Dokumen-dokumen itu memberi dasar ajaran untuk diaplikasikan sesuai konteks. Perhatian itu terjadi hingga kini bahkan di masa depan. Gereja tergerak untuk melaksanakan reksa pastoral terdorong oleh kepedulian keibuan itu diwujudkan dalam reksa rohani dan pertolongan dalam bidang sosial kemanusiaan. Reksa pastoral terhadap migran perantau di KTS tidak sebatas memberi pertolongan tetapi harus menggerakkan mereka. Reksa pastoral itu harus bersifat memberdayakan kaum migran perantau agar mereka dapat hidup mandiri. Reksa pastoral ini melibatkan segenap anggota Gereja, baik hiararki maupun kaum awam. Selain itu, peran pemerintah dan asosiasi-asosiasi awam Katolik sangat diperlukan demi keberlangsungan reksa pastoral yang mencakup seluruh kebutuhan manusiawi kaum migran perantau.
Availability
15.01014 | 253 Man h | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
253 Man h
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2017 |
Collation |
xLi + 148hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
253
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available