Record Detail
Advanced SearchText
Keluarga Terluka dan Implikasinya Bagi Reksa Pastoral di Paroki (Studi kasus atas orangtua yang menjadi single parent setelah ditinggalkan pasangannya)
Keluarga adalah tempat manusia hidup dan berkembang. Keluarga terbentuk dari sebuah ikatan kasih oleh seluruh anggotanya. Maka dalam keluarga kasih menjadi hal yang mendasar dalam setiap kehidupannya. Kasih inilah yang juga menggerakkan keluarga untuk saling melindungi. Namun dalam berjalannya waktu, kasih mendapat tantangan yang begitu berat sehingga ketika anggota keluarga (suami-istri) tidak mampu mengembangkan dan mempertahannkannya, keluarga itu bisa gagal. Banyak keluarga kristiani juga mengalami kegagalan rumah tangga karena ditinggal oleh pasangannya. Suami-istri tidak mampu menghidupi kasih sehingga salah satu di antara mereka menyakiti pasangannya. Pasangan yang disakiti mengalami penderitaan tak hanya karena ditinggalkan tetapi juga karena harus merawat anaknya sendiri. Pengalaman keterlukaan ini tidak bisa dilupakan oleh pasangan meskipun mereka sudah memaafkan pasangannya itu. Pengalaman keterlukaan tak hanya dialami oleh pasangan yang ditinggalkan tetapi juga dialami oleh anak. Anak dari keluarga terluka juga akan mengalami keterlukaan. Keterlukaan itu disebabkan karena mereka kehilangan salah satu orangtua mereka. Selain itu, mereka juga terluka karena mereka malu atau minder dengan teman sebaya mereka yang masih memiliki keluarga yang lengkap. Pasangan yang mengalami keterlukaan karena ditinggal oleh pasangannya ini berusaha untuk bangkit karena mereka masih mempunyai anak yang harus dipelihara. Selain itu alasan mereka bisa bangkit adalah karena banyak orang yang terus memberinya semangat dan iman akan Yesus Tuhan. Pengalaman bangkit dari keterlukaan ini ditandai dengan usaha mereka untuk memaafkan pasangan yang sudah melukai mereka. Namun pemberian maaf ini tidak berarti bahwa mereka bersedia kembali lagi membangun rumah tangga yang sudah hancur. Pengalaman bangkit dari keterlukaan juga dialami oleh anak mereka. Alasan anak-anak bisa bangkit dari keterlukaan mereka adalah karena mereka masih mempunyai orangtua yang harus mereka jaga. Selain itu mereka juga tidak ingin menjadi anak bermasalah yang akan melukai orang tua mereka. Tanda bahwa mereka sudah bangkit adalah mereka bersedia memberi maaf pada orang tua mereka yang sudah meninggalkan mereka. Gereja berusaha untuk memberikan perhatian khusus bagi keluarga terluka. Pastor paroki berusaha untuk memperhatikan suami-istri yang bermasalah dengan cara mengunjungi dan memanggil mereka supaya mereka dibantu untuk menemukan jalan keluar terbaik. Pastor paroki tetap mengusahakan mereka untuk rujuk kembali. Inilah wujud cinta Gereja pada keluarga.
Availability
15.01005 | 253 Aba k | Available |
Detail Information
Series Title |
-
|
---|---|
Call Number |
253 Aba k
|
Publisher | STFT Widya Sasana : Malang., 2017 |
Collation |
xvii + 177hlm: 22x28cm
|
Language |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Classification |
253
|
Content Type |
-
|
Media Type |
-
|
---|---|
Carrier Type |
-
|
Edition |
-
|
Subject(s) | |
Specific Detail Info |
-
|
Statement of Responsibility |
-
|
Other version/related
No other version available