Alkitab diberikan agar setiap orang percaya mengenal Allah dan mengetahui segenap kehendak-Nya, sebagai landasan bagi pengajaran dan pelayanan gereja-Nya, serta sebagai tuntunan bagi setiap umat-Nya. Akan tetapi, beragamnya pengajaran yang saling bertolak belakang, dan maraknya fenomena-fenomena spiritualisme dan budaya pop dalam kehidupan bergereja, memunculkan pertanyaan apakah Alkitab memang memungkinkan bagi pendekatan multitafsir? bagaimanakah orang Kristen dapat mempertanggungjawabkan imannya dengan baik dan benar? Membaca Alkitab memberikan panduan dalam langkah-langkah penafsiran Alkitab yang ketat dan bertanggung jawab secara kontekstual, historis, dan gramatikal guna melakukan eksegesis dan melihat bagaimana kebenaran tersebut teraplikasi dengan tepat dalam konteks saat ini, serta mencegah pemaksaan dan penyimpangan makna atau masuknya pandangan penafsir ke dalam teks Alkitab.