Fokus karya tulis ini adalah pendalaman terhadap nilai kebudayaan dari tradisi Ret'e Lango dalam masyarakat adat Lebao-Lamaholot. Nilai Tradisi ini diyakini sebagai sumber kebaikan dan kebenaran yang dijadikan pedoman hidup. Nilai kebudayaan yang terkandung dalam tradisi Ret'e Lango memberi gambaran tentang identitas diri manusia. Identitas diri tersebut yakni, manusia Lebao-Lamaholot yang berpikir, beraktivitas dan menghasilkan benda-benda. Nilai tradisi ini kemudian menjadi tolok ukur bagi perilaku hidup, terutama dalam relasi mereka dengan Tuhan, alam dan sesama manusia. Pada gilirannya, nilai tersebut membawa keharmonisan dan keteraturan bagi kehidupan, terutama di tengah realitas perubahan dan perkembangan dunia yang kian pesat. Metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah metode kualitatif dengan membaca tulisan asli Koentjaraningrat tentang tiga wujud kebudayaan dan metode wawancara untuk melengkapi informasi tentang tradisi Ret'e Lango. Temuan dari tulisan ini adalah nilai religius, persaudaraan dan gotong royong yang terkandung dalam tradisi Ret'e Lango perlu dilestarikan oleh manusia Lebao-Lamholot, sehingga keharmonisan dan keteraturan tetap lestari.