Skripsi ini berfokus pada teori pendidikan teknologi menurut Yuval Noah Harari dan relevansinya bagi pendidikan 4.0 di Indonesia. Penulis memaparkan pemikiran Harari mengenai pendidikan teknologi yang tersirat dalam karyanya berjudul 21 Lessons (2018). Gagasan pendidikan teknologi Harari merupakan teori yang menarik dan penting untuk diulas serta dikembangkan terutama di era Revolusi Industri 4.0 yang juga berimbas pada dunia pendidikan. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, pandemi COVID19, era normal baru, serta masa post-pandemi mengharuskan peserta didik belajar secara fleksibel baik di rumah maupun di sekolah, secara daring maupun luring, dan dengan beragam pembimbing baik manusia maupun kecerdasan artifisial. Harari mengulas keprihatinannya tentang potensi invasi teknologi dalam peradaban manusia bahwa akan lahir sebuah kelas baru bernama kelas 'tidak berguna'. Kelas ini adalah sekelompok orang yang tidak mampu hidup berdampingan dengan kemajuan teknologi. Alih-laih menjadi tuan atas teknologi, kelas ini lebih memilih untuk diperbudak oleh teknologi. Upaya Harari mencegah kelahiran kelas tidak berguna tersebut adalah dengan merancang pendidikan teknologi yang berfokus pada penguatan kompetensi konektivitas (connectivity) dan kemampuan membarui diri (update-ability). Menurut Harari, peserta didik era ini adalah mereka yang lahir saat teknologi telah maju dan terus berkembang hingga saat ini. Hal ini memudahkan peserta didik untuk mengerti pola komunikasi dan perkembangan kecerdasan artifisial yang faktanya mampu berevolusi lebih cepat dari manusia. Skripsi ini ditulis dengan menggunakan metode kualitatif. Penulis mengumpulkan sumber dengan melakukan studi pustaka berdasarkan fenomena dan peristiwa konkrit serta opini individu serta kelompok atas peristiwa yang berhubungan dengan pendidikan teknologi di era Revolusi Industri 4.0 yang terpublikasi dalam buku-buku, jurnal, artikel, surat kabar, serta media informasi digital. Studi ini menemukan bahwa pendidikan teknologi mampu mengembangkan karakter peserta didik, menguatkan literasi peserta didik akan teknologi, dan mengembangkan kemampuan kolaboratif-kooperatif peserta didik.